Visi & Misi

Visi Gereja Protestan Maluku 2016 – 2025, yakni :

MENJADI GEREJA YANG BERAKAR DI DALAM TRITUNGGAL ALLAH DAN BERTUMBUH BERSAMA UNTUK MEMBELA DAN MERAWAT KEHIDUPAN”

Visi Jemaat GPM Wayame 2016-2020, yakni :

MENJADI GEREJA YANG MEMILIKI KUALITAS IMAN DAN KASIH PERSAUDARAAN

G E R E J A
Gereja disini mencakup pengertian :
1 Gereja sebagai eksistensi manusia yang mengaku percaya dan beriman kepada Tuhan. Pada konteks ini manusia dipandang secara eksistensial sebagai Citra Allah (Imago Dei) yang bertanggung jawab mengembangkan kehidupannya di bumi dalam relasi yang kreatif, konstruktif dan positif dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Manusia menghormati hidupnya dan hidup seluruh ciptaan sebagai pemberian Tuhan yang dirawat bersama-sama dalam hubungan yang harmonis dan utuh bagi kelangsungan hidup bersama. Imannya dilandaskan atas keyakinan bahwa Tuhan juga mengambil ruang dan berkarya didalam hidup manusia melalui Yesus dan Roh Kudus yang terus berkarya sepanjang sejarah manusia, gereja dan dunia.
2 Gereja sebagai institusi yang mengatur penggunaan simbol-simbol keagamaan sebagai ekspresi iman jemaatnya, iman kepada Allah Tritunggal yang merupakan domain batiniah dalam diri manusia sebagai Gereja. Sebagai makhluk simbolik, manusia selalu terdorong untuk mengekspresikan dimensi-dimensi batiniah melalui simbol-simbol dalam kebudayaannya. Simbol-simbol tersebut berupa tanda-tanda dan ritual-ritual. Dengan  demikian, manusia beriman menciptakan dan memberi makna terhadap simbol-simbol tertentu sebagai pernyataan identitas imannya secara eksplisit. Dalam arti ini, gereja merupakan persekutuan manusia beriman yang menyepakati simbol-simbol tertentu sebagai ekspresi imannya. Kesepakatan tersebut bermuara pada terlembaganya simbol-simbol itu dalam suatu institusi gerejawi yang berakar pada ruang dan waktu tertentu.
K U A L I T A S  I M A N
Gereja sebagaimana dipahami di atas, mengemban tanggung jawab :
1 Memberitakan kebenaran imannya yang terus-menerus diasah melalui berbagai aktivitas ritual (Pembacaan Alkitab, meditasi kristiani, doa dan ibadah) untuk menyelami makna batiniah hubungan manusia dengan Allah yang transenden. Aktivitas ritual ini penting agar manusia beriman tidak terperangkap dalam materialisme yang mendangkalkan relasi-relasi eksistensial dengan Allah dan seluruh ciptaan.
2 Secara proaktif bekerja bagi kesejahteraan seluruh umat manusia dalam berbagai bidang kehidupan, seperti penguatan ekonomi kerakyatan, penguatan hubungan sosial, pengembangan budaya, memperluas kesempatan pendidikan, kesejahteraan soisial, kesehatan masyarakat, dan pemberdayaan umat.
Kedua dimensi tanggung jawab gereja ini bersifat integratif-dialektis. Oleh karena itu gereja tidak hanya membatasi dirinya pada aspek-aspek spiritualitas ritualistik saja tetapi juga memperluas karyanya secara sadar dan terencana bagi pengembangan kehidupan manusia yang utuh dan berkualitas tinggi sebagai perwujudan citra Allah yang mulia. Sebaliknya, gereja tidak membiarkan dirinya berfungsi sebagai institusi sosial-politik-ekonomi belaka yang hanya berorientasi pada karya kemanusiaan tanpa suatu landasan etika dan teologis.
KASIH PERSAUDARAAN
Gereja sebagaimana dipahami di atas, mengemban tanggung jawab :
1 Mewujudkan kasih persaudaraan kristiani secara internal. Kasih persaudaraan harus diwujudkan di antara sesama orang Kristen  (bnd. Rm 12:10; philadelphia – brotherly love of one Christian for another). Kasih persadaraan kristiani menghendaki semua orang Kristen harus saling mengasihi sebagai saudara seiman (bnd. 1 Tes 4:9-10; 1 Ptr 1:22; 2 Ptr 1:7) dengan kasih yang sungguh-sungguh (bnd. 1 Kor 13: 4-7). Kasih persaudaraan di antara orang-orang Kristen dinyatakan dengan penuh kemurahan, dan kelembutan. Kasih persaudaraan kristiani juga dilakukan dengan cara memerhatikan kesejahteraan, kebutuhan, dan keadaan rohani semua saudara seiman serta ikut bersimpati, berempati, dan menolong orang-orang Kristen dalam kesusahan dan persoalan hidup yang dialaminya.
2 Membiaskan kasih persaudaraan kristiani kepada semua orang (bnd. Gal 6:10). Kasih persaudaraan kristiani yang mengarah keluar (eksternal) menunjuk kepada kasih persaudaraan kristiani dalam hidup bersesama dengan orang-orang yang tidak seiman, karena mereka juga adalah Ciptaan Allah.
Tanggung jawab untuk mewujudkan dan membiaskan kasih persaudaraan kristiani tersebut di atas perlu dilestarikan (bnd. Ibr 13:1) dan dikembangkan oleh gereja dalam hidup bersekutu, bersaksi, melayani, dan berekonomia.

Misi GPM 2016 – 2025 :

  1. Mengembangkan Teologi Kontekstual dan Spiritualitas yang Pro Hidup
  2. Mengupayakan Tegaknya Keadilan, Perdamaian, dan Kesejahteraan
  3. Membangun Wilayah Pelayanan GPM Sebagai Rumah Bersama dan Sakramentum Allah
  4. Mengembangkan Fungsi Penatalayanan GPM Sebagai Teman Sekerja Allah

Misi Jemaat GPM Wayame 2016 – 2020 :

Untuk menjawab Visi diatas maka Misi Pelayanan Jemaat GPM Wayame Periode 2016-2020 dijabarkan sebagai berikut :

Mengembangkan Kapasitas Gereja Secara Komprehensif dan Terintegrasi (Sesuai amanat PIP/RIPP GPM 2016-2025), kapasitas Gereja yang dimaksud meliputi :

  1. Kapasitas Umat, dengan variabel pengembangan meliputi: umat memiliki ketangguhan dan kematangan secara teologis, intelektual, moral-etis, sosial, kultural, ekonomis, politis, sehingga mampu berperan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam setiap lingkup tugasnya; berjemaat, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  2. Kapasitas Pelayan, (Pendeta, Penginjil, Pengajar, Penatua, Diaken, Pengurus Wadah/Organisasi Pelayanan), dengan variabel pengembangan meliputi; memiliki kesadaran akan tugas, panggilan dan pengutusannya, memiliki wawasan yang luas, komitmen, dan perhatian terhadap tugas gereja, memiliki kematangan kepemimpinan, kecerdasan intelektual dan emosional, ketahanan etik dan spiritual, kematangan kultural dan ekonomis serta kesadaran pluralis dan oikumenis.
  3. Kapasitas Lembaga, dengan variabel pengembangan meliputi pelayanan gereja yang terselenggara secara sistematis, terencana, terukur, melalui pola pengorganisasian yang jelas dan transparan, profesional, mencakup kelembagaan dan organisasi gereja.

Ketiga kapasitas ini harus dikembangkan secara bersama-sama sebagai satu kesatuan yang utuh (komprehensif) dan terintegrasi secara vertikal maupun horisontal melalui rangkaian kegiatan pembinaan (aparatur dan umat) serta penataan organisasi (manajemen pelayanan), sehingga secara operasional, program pembinaan dan pengembangan pada setiap aras gereja mesti memiliki kesamaan gerak dan tindak agar kapasitas umat, pelayan maupun lembaga dapat dicapai secara bersama-sama.

Memenuhi Amanat Panggilan Sebagai Gereja Kristus Yang Memiliki Kualitas Iman

Untuk mewujudkan Amanat Panggilan Gereja, maka misi ini mengandung komponen sebagai berikut:

  1. Pemberdaayaan dan Penguatan Ketahanan Teologi.
  2. Pembinaan Umat.
  3. Pemberitaan Injil.
  4. Pelayanan Kasih.
  5. Pengembangan Oikumene Semesta.
  6. Penataan dan Pengembangan Manajemen.

Mewujudkan Kehidupan Bersama Dalam Kasih Persaudaraan

Tanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan bersama dalam kasih dan persaudaraan mengandung komponen sebagai berikut:

  1. Membangun solidaritas sosial yang saling bertenggang rasa (empati).
  2. Saling memberdayakan untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan.
  3. Merawat ekosistem untuk keseimbangan hidup dengan lingkungan.
  4. Saling menopang secara positif dalam menghadapi persaingan di semua aspek.
  5. Saling menghormati (toleransi) dengan pemeluk agama yang lain atau dengan denominasi yang lain.

 

RSS
Follow by Email