Pentakosta II – Roh Kudus Untuk Mempersaksikan Kristus Dalam Kehidupan

Senin (20/05/2024), Pukul 19.00 WIT dilangsungkan kebaktian Pentakosta II, di Gereja Pniel, Wayame, yang dilayani oleh Pendeta B. Pattihawean, M.Si dengan majelis bertugas Pnt. Ny. A. Koritelu/S dan Dkn. Ny. S. D. Talaperu/S.

Firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 5 : 17 – 25. Pada khotbahnya Pendeta Benli mengatakan refleksi firman yang ia bawakan harus dimulai dengan peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga karena memiliki kaitan yang kuat dengan Pentakosta. Ia memaparkan bahwa kenaikan membuat seluruh peristiwa Kristus menjadi utuh, penuh, paripurna sebab Tuhan Yesus turun menjadi manusia, melayani, sengsara, mati, bangkit, dan naik.

Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Dengan menjadi manusia Yesus tidak kehilangan KeAllahanNya, karena Yesus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Allah sungguh menghargai kemanusiaan dan kemanusiaan itu bernilai bagi Allah. itulah mengapa Yesus Kristus naik ke sorga dengan tubuh yang terluka.

Ketika Yesus naik, IA meninggalkan keterikatan pada satu titik waktu dan tempat tertentu untuk kemudian Kristus yang sama lewat Roh Kudus hadir di semua waktu dan tempat, IA melebihi batasan ruang dan waktu.

Cara Yesus datang berjumpa orang banyak adalah lewat para saksi-saksinya dengan kuasa Roh Kudus dan manifestasi dari turunnya Roh Kudus adalah Bahasa Lidah, bukan tentang Bahasa apa yang dipakai namun tentang siapa yang berkarya lewat Bahasa Roh Kudus, siapa yang disampaikan lewat Bahasa Roh Kudus tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan.

Berkatalah dan bertindaklah dalam hidup sebagai saksi Allah, hiduplah dalam kasih sebab kasih sanggup mengalahkan iri hati karena bahasa yang paling menyentuh hati semua orang adalah bahasa kasih, jadi bahasa lidahmu adalah bahasa kasih.

Menjadi saksi dalam tantangan tapi juga dalam penyertaan, baik tantangan internal maupun eksternal. Dulu, murid-murid berhadapan dengan iri hati pemimpin Yahudi, namun hari ini kita sebagai murid Yesus justru saling iri hati.

“Jang susah lia orang sanang, lalu sanang lia orang susah, jang taruh orang pung ukuran for jadi katong pung ukuran, nikmati hidup dalam segala syukur, lia kebaikan Allah lalu syukuri akang, sebab tantangan kita lebih luar biasa” Ujar Pendeta Benli

Yakinlah hanya lewat Roh Kudus yang mendiami hati, kita bebas dari “penjara-penjara” itu. Oleh karena Roh Kuduslah kita mampu mempersaksikan Kristus dalam kehidupan kerena itu rendah hatilah dengan sadar bahwa semua itu karena Roh Kudus yang menjadikan kita pribadi yang rendah hati. Semua oleh karena Allah dalam Kristus lewat Roh Kudus yang memampukan kita untuk mampu menjadi saksi-saksi Kristus.

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email