Sabtu, 26 Agustus 2023, pukul 10.00 WIT, dilaksanakan acara peletakan batu penjuru pembangunan gedung serbaguna SM-TPI Jemaat GPM Wayame. Acara dimulai dengan pembukaan, laporan ketua panitia, kebaktian, akta peletakan batu penjuru, sambutan Wakil Ketua II MPH Sinode GPM dan Pj. Walikota Ambon, Penutup.
“Gagasan pembangunan gedung serbaguna tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan dan aktifitas pelayanan jemaat, namun ada makna yang sangat dalam, yaitu komitmen para pelayan dan warga jemaat untuk mempersiapkan generasi gereja melalui pembinaan dan pendidikan formal gereja yang tepat dan terukur, sehingga diharapakan ke depan mampu menghasilkan generasi gereja yang matang secara spiritualitas dan bisa berkontribusi dalam kemajuan bangsa, tutur Ketua Panitia Pembangunan Gedung Serbaguna SM-TPI Jemaat GPM Wayame, Brury Nanulaitta.
Latar Belakang Pembangunan:
Rencana Strategi (Renstra) Jemaat GPM Wayame 2020-2025.
Rekomendasi persidangan ke-41 Tahun 2019, persidangan ke-42 Tahun 2020, persidangan ke-43 Tahun 2021 Jemaat GPM Wayame tentang pembangunan gedung serbaguna SM-TPI.
Keputusan majelis Jemaat GPM Wayame tentang pembentukan & pengangkatan Panitia Pembangunan Gedung Serbaguna SM-TPI Jemaat GPM Wayame.
Maksud dan tujuan:
- Menyediakan tempat atau ruang kegiatan pembinaan SM-TPI yang aman dan nyaman serta layak.
- Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pada gedung gereja lama jemaat Wayame.
- Mempersiapkan generasi SM-TPI yang disiplin dan berkarakter.
- Sebagai wadah untuk mendorong kesaksian dan pelayanan Jemaat GPM Wayame yang bedampak lebih luas.
Konstruksi bangunan:
Terdiri dari 2 lantai dengan ukuran 5 x 20 m2 per lantai.
Daya tampung sebanyak 425 orang.
Target pelaksanaan: 3 Tahun.
Sumber dana: Swadaya Jemaat GPM Wayame, usaha dana panitia pembangunan, dan bantuan lain yang tidak mengikat.
Jumlah Anak sekolah minggu yang tercatat sampai saat ini 450 anak, yang terbagi dalam 5 jenjang dan 14 sub jenjang.
“Atas dasar ini, marilah kita bersatu hati bersama mendukung pembangunan gedung serbaguna SM-TPI Jemaat GPM Wayame”, ajak Brury Nanulaitta di akhir laporannya.
Kebaktian dilayani oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Wayame, Pdt. Lodewyk. W. Laisila.
“Gereja harus bisa menerima orang-orang yang membawa anak-anak kepada Gereja, karena mereka adalah alat di dalam tangan Tuhan untuk menyampaikan kabar baik dan pesan-pesan damai sejahtera Allah”, ujar Pdt. Odick dalam refleksinya.
“Hati yang memberi dengan tulus dan beriman Tuhan tahu. Tiga hal yang dibutuhkan ialah doa, tenaga, dan yang memiliki kelebihan silahkan persembahkan dengan hati. Tuhan akan cukupkan dengan caraNYA”, tandas Pdt. Odick.
“Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam 10 tahun terakhir memberi perhatian bagi pelayanan anak remaja yang tertinggal dalam pendidikan formal gereja, karena hal ini menjadi penting dalam menghadapi tantangan saat ini dan kedepannya, ungkap Wakil Ketua II MPH Sinode GPM, Pdt. Izaac. H. Hetharie, dalam sambutannya.
“Ini menjadi perhatian gereja untuk terus memperkuat pembinaan pada keluarga sebagai basis pertama dan utama dari pembinaan seluruh kategori pelayanan gereja dan fokusnya diperkuat pada pendidikan anak remaja dan pemuda”, tegas Pdt. Hetharie.
“Perkembangan jemaat GPM wayame dari data MSIPT (Manajemen Sistem Informasi Pelayanan Terintegrasi) juga menggambarkan bahwa sampai hari ini jumlah Kepala Keluarga sebanyak 659 KK dengan jumlah jiwa 2.553 jiwa, usia SM-TPI 553 jiwa anak atau 21,4%, angkatan muda 1.310 jiwa atau 51,72%, total 1.843 jiwa atau 72,76%.
Menurut Pdt. Hetharie, “pembangunan dan penyediaan gedung SM-TPI sebagai fasilitas pendukung pelayanan khususnya bagi usia anak remaja pemuda gereja adalah langkah yang tepat”.
“Atas nama gereja kami menyampaikan permohonan maaf jika pembangunan gedung ini menimbulkan adanya suasana ketidaksetujuan dan ketidaknyamanan, tetapi marilah menerima dan mendoakan proses pembangunan yang dasarnya telah diletakkan di dalam nama Tritunggal Allah; Bapa, Anak dan Roh Kudus, sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembinaan anak remaja dan pemuda Gereja Protestan Maluku di Jemaat GPM Wayame untuk menyongsong masa depan bersama kehidupan jemaat ini”, cetus Pdt. Hetharie.
Pj. Walikota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena, dalam sambutannya mengatakan, “Pemerintah Kota hari-hari ini memiliki tanggung jawab yang besar untuk terus melakukan pembinaan terhadap generasi muda di kota ini, terkait dengan upaya untuk mendukung pencapaian generasi emas di tahun 2045”.
“Dalam kaitan dengan itu, maka Gereja Protestan Maluku selama ini telah memainkan peran besar dalam upaya penyiapan generasi penerus gereja sekaligus generasi penerus kota dan Indonesia yang diharapkan dapat bersinergi dengan program Pemerintah Kota untuk peningkatan kualitas SDM”, tutur Bodewin Wattimena.
“Moral, mental, dan spiritualitas generasi muda dihasilkan oleh gereja, sedangkan pemerintah tentang intelektualnya. “Jika ini bisa berpadu maka yakinlah generasi muda kota Ambon akan luar biasa”, Bodewin Wattimena menambahkan.
Seusai acara, Tim Dokumentasi Dan Publikasi Jemaat GPM Wayame berkesempatan mewawancarai Ketua Majelis Jemaat GPM Wayame, Pdt. Lodewik. W. Laisila.
“Sebagai para pelayan dan jemaat, kita harus bersyukur, karena kasih dan penyertaan Tuhan, sehingga kita dapat melewati beberapa peristiwa persiapan, bahkan juga ada ‘hal biasa’ semacam berita-berita yang hendak mengganggu, namun semuanya bisa dihadapi dengan sepenuh hati”, ujar Pdt. Odick.
“Peristiwa bersejarah di hari ini menandakan bahwa kita sudah memulai. Tentunya kita tidak bisa mengandalkan kekuatan diri, tetapi harus bersama dengan Tuhan”, kata Pdt. Odick.
“Seperti yang direfleksikan sebelumnya, tiga hal yang harus menjadi dasar ialah kekuatan doa, tenaga atau suet, dan siapa yang memiliki kelebihan silahkan mempersembahkan dengan hati”, tutur Pdt. Odick.
“Tempat ini dapat menjadi tempat representatif bagi anak-anak SM-TPI, katekisasi dan pemuda untuk mengembangkan kreatifitas”. Utamanya karakter iman spiritualitas dan kreatifitas lainnya yang nantinya dapat memberi kontribusi bagi masyarakat Wayame, Ambon, Maluku dan bangsa secara luas”, tambah Pdt. Odick.
Menanggapi berita di harian Kabar Timur tertanggal 21/08/23, yang sempat menyinggung dirinya, Pdt. Odick menjelaskan bahwa “sebagai ketua majelis jemaat, salib itu harus dipikul. Yesus bahkan juga mendapatkan hal yang lebih buruk”.
“Secara pribadi selaku Ketua Majelis Jemaat saya perlu menjelaskan dan mengklarifikasi bahwa saya tidak melakukan hal-hal seperti yang diberitakan. “Saya tidak otoriter atau otokrasi, melainkan mengedepankan kesepakatan bersama secara berjenjang”, tegas Pdt. Odick.
“Berita-berita seperti itu merupakan dinamika dalam persekutuan pelayanan Gereja”, kata Pdt. Odick.
“Gereja telah jatuh bangun dengan hal-hal seperti itu”.
“Kami tidak membenci. Kami selalu terbuka dan selalu berdoa supaya perbedaan-perbedaan itu dapat terselesaikan, dan tetap bersama-sama sebagai suatu persekutuan jemaat”, tutup Pdt. Odick.
Sebagai desa toleransi dan laboratorium perdamaian, turut hadir dalam acara peletakan batu penjuru Kepala Desa Wayame, Samsudin Menur, dan basudara Muslim Wayame yang tergabung dalam Tim 20 Desa Wayame.
Lionel Luturmas dan Shaquandra Noya, dua anak jemaat Wayame yang telah tampil di level Nasional, bertugas menjadi Master of Ceremony (MC) pada acara yang berlangsung khidmat tersebut.
Paduan Suara Anak (PSA) Jemaat GPM Wayame yang akan tampil mewakili Kecamatan Teluk Ambon di Pesparawi tingkat Kota Ambon juga tampil menyanyikan dua lagu pujian di dalam kebaktian.
Dalam akta peletakan batu penjuru, 8 orang diberikan penghargaan untuk meletakkan batu pengalasan.
- Wakil Ketua II MPH Sinode GPM, Pdt. Izaac. H. Hetharie
- Pj. Walikota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena
- Wakil Ketua DPRD Propinsi Maluku, Melkianus Sairdekut
- Ketua Klasis Pulau Ambon Utara, Pdt. W. A. Beresaby
- Kepala Kecamatan Teluk Ambon, Imelda Tahalele
- Kepala Desa Wayame, Samsudin Menur
- Ketua Majelis Jemaat GPM Wayame, Pdt. Lodewik. W. Laisila
- Ketua Panitia Pembangunan Gedung Serbaguna SM-TPI Jemaat Wayame, Brury Nanulaitta