Tak terasa Konsultasi Studi Gerejawi (KSG) Ke-3 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) telah berlangsung selama 6 hari di Jemaat Wayame. Dinamika pembahasan di komisi Liturgi dan Musik Gerejawi menjadi penutup seluruh rangkaian di hari terakhir KSG, setelah sehari sebelumnya telah dirampungkan pembahasan komisi Ajaran Gereja, Peraturan Kegerejaan dan PIP-RIPP.
Jumat, 29 Agustus 2025, KSG resmi ditutup oleh Ketua Majelis Pertimbangan Harian (MPH) Sinode GPM, Pdt. Elifas Tomix Maspaitella.
“Konsultasi Studi Gerejawi bukan momen untuk menyamakan pendapat atau menyelaraskan sesuatu, tetapi menempatkan semuanya pada landasan teologis,” ujar Pdt. Maspaitella dalam acara penutupan.
“Terima kasih untuk semua narasumber yang telah memberikan pikiran dan memboboti semua dokumen bergereja sehingga ketika Sidang Sinode berlangsung nantinya kita tidak lagi banyak berdebat, tetapi tugas kita untuk menjemaatkan atau melakukan sosialisasi ke umat,” ucap Pdt. Maspaitella.
Kebaktian penutupan KSG di dalamnya sekaligus di lakukan pencanangan hari ulang tahun (HUT) Ke-90 GPM dan Pekan Bina Keluarga GPM 2025.
Kebaktian dilayani oleh Pdt. I. H. Hetharie (Wakil Ketua II MPH Sinode GPM) dengan Majelis bertugas Pnt. N. Timisela/P dan Dkn. A. Makasenda/M.
“Pekan bina keluarga kiranya tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi movement,” ucap Pdt. Hetharie di awal khotbahnya.
Menurut Pdt. Hetharie keteladanan harus dimulai dari keluarga. Banyak orang yang berhasil di luar rumah, tetapi dia gagal di dalam keluarga/rumah tangga, sehingga pembinaan keluarga harus menjadi fokus kita. Keluarga adalah basis pembinaan, tegas Pdt. Hetharie.
GPM menyadari adanya banyak permasalahan dan tantangan kehidupan keluarga Kristen akhir-akhir ini. Pdt. Hetharie berharap pekan bina keluarga bisa dijadikan momen untuk menghidupkan relasi keluarga.
“Keluarga Kristen haruslah menjadi keluarga touch body bukan keluarga touch screen. Ada bersama tetapi penyampaian dan nasihat lebih banyak melalui handphone.” Binakel harus dimanfaatkan menjadi wadah mengatasi krisis keluarga.
“Pembinaan keluarga atau BINAKEL HARUS MENJADI PANGKALAN DOA, suatu tradisi GPM yang tidak boleh hilang, tandasnya.”
Hari keluarga GPM dirayakan setiap tanggal 30 Agustus. Penetapan perayaannya dimulai pertama kali pada 2015.
Gereja Protestan Maluku (GPM) akan memasuki usia ke-90 pada 6 September 2025.
Tema HUT ke-90 GPM tahun 2025:
Gereja yang menabur, Bertumbuh dan Berbuah karena Kasih Tuhan. (Markus 4 : 1 – 9)
Akta Pencanangan HUT ke-90 GPM dan Pekan Bina Keluarga GPM tahun 2025, dilakukan secara simbolis oleh Ketua MPH Sinode GPM, Pdt. Elifas Maspaitella diawali dengan pembacaan akta setelah itu mengalirkan air di bambu untuk menyirami benih tanaman. Turut mendampingi PHBG Sinode GPM bersama dengan 1 keluarga jemaat dari Sektor II, Unit Betel, keluarga Kastanya. Perlu diketahui dekorasi bagian depan altar untuk acara pembukaan dan penutupan KSG di komandoi dan di desain oleh Pnt. J. Nanuru dan Pnt. D. Polhaupessy. Dua sosok luar biasa yang selalu memiliki ide brilian dan kreatif.
Jemaat GPM Wayame sebagai tempat dan pusat pelaksanaan KSG Ke-3 Sinode GPM menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah saling menopang sehingga KSG Ke-3 Sinode GPM bisa berlangsung dengan segala baik.
Kritikan tidak membuat kita jatuh, pujian dan apresiasi tidak membuat kita terbang.
Satu tangan tak kuat berjuang, dua tangan tak kuat berjuang, bila kita semua berjuang hasil pasti besar.
Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberkati!