Masih ingatkah kita dengan lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan”?
Lagu hidup ini adalah kesempatan diciptakan oleh Pendeta Wilhelmus Latumahina dan dipopulerkan oleh Herlin Pirena.
Lagu ini menekankan bahwa hidup adalah anugerah yang diberikan Tuhan, dan kita harus mensyukurinya. Hidup ini bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Lagu ini juga mengingatkan bahwa waktu hidup kita terbatas dan akan berakhir. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Secara keseluruhan, lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan” mengajak pendengarnya untuk merenungkan makna hidup, mensyukuri anugerah waktu yang diberikan Tuhan, dan menggunakan kesempatan hidup untuk melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Joleks Hernando Nirahua, sehari-hari akrab di sapa Joleks atau Jo, merupakan seorang anggota Polisi Republik Indonesia (POLRI) yang juga mendedikasikan hidupnya untuk menjadi Pelayan Khusus sebagai Penatua di Jemaat GPM Wayame.
Joleks, lelaki kelahiran Kairatu, 28 Oktober 1986, pertama kali menjadi Penatua pada Majelis Jemaat GPM Wayame periodisasi 2020-2025, menggantikan Penatua Talabessy yang meninggal dunia saat itu.
“Sejak awal di minta untuk maju sebagai Calon Majelis Jemaat, beta sebenarnya seng siap, dan sejujurnya beta berharap seng terpilih, dan akhirnya beta bersyukur seng terpilih saat itu,” ujar Joleks apa adanya saat menyampaikan pengalaman pertamanya saat dimintai untuk menjadi Majelis Jemaat.
“Ketika Om Bob Talabessy meninggal, Pendeta dan Majelis datang untuk meminta kesediaan menggantikan, beta jua sebenarnya takut, karena sebelumnya belum memiliki pengalaman pimpin ibadah, terus seng terlalu jago dalam berkhotbah dan berdoa,” urai Joleks.
“Beta sungguh bersyukur untuk kesempatan yang begitu luar biasa, bisa melayani sebagai Pelayan Khusus di Jemaat GPM Wayame, baik di periode 2020-2025, maupun ketika kembali terpilih di periode 2025-2030,” kata Joleks.
“Jemaat GPM Wayame banyak sekali orang-orang hebat yang memiliki jabatan dan titel yang tinggi, tetapi mereka tetap rendah hati dalam melayani. Beta juga belajar untuk tetap jadi pribadi yang rendah hati,” ungkap Joleks.
Joleks juga berbagi pengalamannya ketika melayani bahwa ada banyak hal yang akan kita alami terutama ada sukacita tersendiri yang mungkin tidak bisa tersampaikan dengan kata-kata, walaupun ada banyak tantangan, tetapi jika kita melakukannya dengan tulus, Tuhan yang mengutus kita akan senantiasa menyertai kita dalam setiap tugas pelayanan.”
“Sebagai seorang pelayan, Tuhan tidak menuntut kita untuk jago dalam berkhotbah dan berdoa, tetapi sebagai seorang pelayan kita harus memiliki KESETIAAN dan KERENDAHAN HATI. Yakinlah, Tuhan akan menolong dan memberikan kemampuan kepada kita dalam setiap tugas pelayanan termasuk mampu untuk berkhotbah dan berdoa, jadi tidak perlu takut” ucap Joleks berpesan.
Joleks Hernando Nirahua telah melepaskan tugas pelayanannya sebagai seorang Penatua di Jemaat GPM Wayame, karena setelah menyelesaikan pendidikan Perwira Polri pada bulan Juli kemarin, Joleks mendapatkan mutasi ke Polres Buru Selatan.
Joleks Hernando Nirahua telah menyelesaikan tugasnya sebagai seorang Pelayan Khusus di Jemaat GPM Wayame dengan meninggalkan kesan yang sangat baik. Joleks di kenal sebagai pribadi yang apa adanya, bersahaja, setia dan rendah hati.
Jenly Fransiska Nirahua/Uspessy sebagai Istri, bersama ketiga anak: Jeerel, Jocel dan Jelsea, tentunya sangat bangga memiliki sosok Suami dan Papa sehebat Joleks Hernando Nirahua.
Proses pelepasan tugas Penatua Joleks Hernando Nirahua dan Pentahbisan Penatua Rudy Hutuely di laksanakan pada Kebaktian Minggu (3/8/2025) pukul 09.00 WIT yang di saksikan oleh seluruh pelayan dan jemaat. Kebaktian di layani oleh Pendeta. Lodewyk W. Laisila.
Joleks Hernando Nirahua dan Penatua Rudy Hutuely berasal dari Unit Gosyen, Sektor III.
Terima kasih untuk pelayanannya bagi Jemaat GPM Wayame, Joleks Hernando Nirahua.
Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberkati.
