Katekisasi dari Masa ke Masa – Kesaksian Diaken Sherly Debby Talaperu

Sebagai Majelis Sub Seksi Katekisasi, saya bersyukur kepada Tuhan Yesus, Kepala Gereja yang telah menyertai dan memberkati sehingga bisa menjalankan tanggung jawab melayani kurang lebih 2 periode (2015-2025) dengan segala baik.dalam tanggung jawab melayani dan membidangi Sub Seksi Katekisasi selama kurang lebih 7 Tahun.

Sub Seksi Katekisasi ada di bawah Seksi PTPU, dan tidak terlepas dari AR (Anak dan Remaja), karena itu proses tumbuh kembang anak-anak mulai dari Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil. Di situ banyak hal yang anak-anak dapat terkait dengan mengenal siapa itu Tuhan Yesus, dan memahami bagaimana Tuhan Yesus berkarya di dalam hidup mereka.

Setelah tamat SMTPI, mereka lalu menerima Pendidikan Formal Gereja atau Katekisasi. Di jenjang ini, anak-anak lebih luas lagi mendapat banyak hal tentang kekristenan dan pola pikir yang baik untuk menjadi generasi muda berkualitas, punya tanggung jawab dan disiplin. Dalam katekesasi, anak-anak juga dibangun karekaternya dengan nilai-nilai pekerti yang baik untuk terjun ke tengah kehidupan jemaat dan masyarakat.

Dalam 7 tahun terakhir, anak-anak yang mengikuti katekesasi setiap tahun berfluktuasi jumlahnya, antara 47 orang sampai 80 orang. Peserta terbagi atas Kelas Reguler.dan Kelas Khusus (orang dewasa yang belum diteguhkan sebagai warga sidi gereja, berusia maksimal 50 tahun)..

Di dalam katekisasi, usia seseorang tidak menjadi penghalang. Rasa malu, minder bukanlah.penghambat bagi seseorang untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Semasa saya menangani Katekesasi, 5 tahun pertama hanya pendeta dan dua warga profesi yang terlibat sebagai pengajar. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, katekesasi melibatkan 14 pengajar di luar pendeta, dan 2 katekeit yang selama ini setia menjadi pendamping, pembina dan pembimbing, yakni Pdt. M. Hahury dan Pdt. Non Elias.

Dua Wali Kelas

Di era pelayanan saya, saya membagi ketekisan menjadi 2 kelompok dengan 2 katekeit sebagai wali kelas.

Saya juga membuat absen tanda hadir dalam kebaktian Minggu, dan absen tanda hadir katekisasi.

Dalam pengamatan saya selama 7 tahun bertugas, banyak hal dan karakter anak-anak yang berbeda- beda. Ada yang baik, ada juga yang nakal.

Yang saya catat, saat.mau belajar ada anak yang tenang, ada yang bercerita dengan teman di samping tempat duduk, tetapi masih dalam batas wajar, namanya juga anak-anak. Tetapi begitu pelajaran dimulai, mereka tenamg dan mengikuti proses belajat dengan baik.

Dalam masa katekesasi, para.peserta juga diberi tugas menjadi liturgos di ibadah unit/sektor maupun wadah pelayanan laki-laki, perempuan maupun AMGPM.

Insiden

Pada tahun 2023, sejumlah peserta katekisasi terlibat satu peristiwa laka lantas (kecelalakaan lalu lintas) yang menyebabkan seorang pelayan khusus di kota Ambon meninggal dunia. Peristiwa ini membuat Majelis Jemaat bersidang dan memutuskan untuk menunda peneguhan 11 peserta yang terlibat insiden tersebut. Mereka diminta untuk ikut katekisasi ulang, tetapi yang bersedia menjalani “sanksi” itu hanya 7 orang, hingga mereka diteguhkan sebagai warga sidi.

Catatan khusus,.salah satu peserta yang terlibat insiden laka lantas itu baru bisa menjalani sanksi pada tahun 2024, dan ia akan diteguhkan tahun depan (2025).

Sebagai penutup, pada Minggu tanggal 12 Januari 2025 saya akan mengakhiri tugas sebagai pelayan khusus. Saya berharap seluruh peserta katekisasi yang sekarang masih dalam.proses belajar akan.diteguhkan sebagai warga sidi gereja pada.waktu yang telah ditentukan. Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita.semua, amin!

Ambon, 6 November 2024

 

Majelis Sub Seksi Katekisasi
Diaken Sherly Debby Talaperu.

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email