Kebaktian Minggu di penghujung bulan September (29/09/2024), pukul 07.00 WIT, dilayani oleh Pdt. Vonny Puttileihalat/R bersama majelis bertugas Pnt. Ny. M. Usmany/T dan Dkn. D. Polhaupessy.
Firman Tuhan dari Ester 6: 1-14, dengan tuntunan tema bulanan: Gereja bertumbuh dalam kasih karunia Allah, dan tema mingguan: Dokumen Sejarah yang menyelamatkan hidup.
Membuka khotbahnya, Pendeta Vonny menyampaikan bahwa ‘dokumen sejarah’ adalah dokumen asli yang berisi informasi sejarah penting mengenai seseorang, tempat, atau peristiwa.
Dalam kaitan itu dengan pembacaan Firman, hal yang hendak ia bagikan adalah tentang bangsa Yahudi selama kurang 1 Dekade yakni setelah pembuangan di Babel, dimana mereka terancam dihancurkan, dibinasakan, dipunahkan oleh Haman, tetapi karena penyelamatan yang dilakukan Mordekhai dan Ester maka selamatlah hidup bangsa Yahudi pada saat itu yang ada dalam pemerintahan Ahasyweros, Raja Persia.
Dari itulah, Pendeta Vonny menyampaikan 3 hal besar yang dapat dimaknai:
1. “Allah Selalu Bekerja Dalam Sejarah Orang” Percaya Untuk Menyelamatkan Kehidupan
Dalam kehidupan ini jangan takut menghadapi tantangan, hambatan dan masalah. Apalagi kita hidup dalam kebenaran Tuhan, dalam keadlian dan kejujuran yang diinginkan Tuhan. Ingatlah Tuhan itu ada. Mungkin, manusia punya berbagai macam cara untuk menutupi hal-hal baik, hal-hal benar yang selama ini dilakukan, tapi tidak untuk Tuhan.
Hal baik maupun jahat yang kita lakukan semuanya tercatat dalam pandangan Allah, dan dalam sejarah kehidupan Ilahi di hadapan hadirat Allah. Karena itu, ingatlah selalu suatu saat Allah pasti akan menebarkan kebenarannya bagi kita.
2. “Jadilah Berkat Bagi Banyak Orang Dalam Hidup Ini”
Belajarlah dari kehidupan Ester dan Mordekhai yang tidak hanya hidup untuk diri sendiri tetapi selalu berjuang, berusaha, dan berupaya untuk menolong dan menyelamatkan bangsanya dari niat jahat Haman.
Sebagai kelompok minoritas dalam negara ini, kita terpanggil untuk membangun hubungan yang baik sebagai tanda kita mencintai bangsa dan negara juga jemaat ini. Maka, hendaklah lewat apa yang ada pada kita, baik itu kuasa, jabatan, pengetahuan, relasi atau hubungan, dan harta, perlabakanlah itu guna kehidupan bersama dalam membangun dan menghadirkan damai sejahtera Allah di tengah-tengah hidup bersama. Mari menjadi penggagas tapi juga menjadi pelaku sejarah untuk membangun hidup yang lebih baik, hidup yang berdamai sejahtera lewat kasih karunia Allah yang telah karuniakan. Jadilah pelaku-pelaku sejarah yang tercatat selalu berjuang untuk melakukan hal-hal baik, yang peduli pada kebenaran, keadilan dan cinta kasih.
3. “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”
Dalam hidup ini janganlah kita merancang dan melakukan hal-hal yang buruk atau hal-hal yang jahat terhadap sesama, sebab apa yang kita lakukan itulah yang akan kita tuai. Dan sejarah mencatat itu dalam kehidupan kita manusia dan orang percaya. Pada akhirnya, kebaikan akan mendapat balasan kebaikan, tetapi kejahatan akan mendapat balasan kejahatan. Bagian ini mengingatkan kita untuk jangan merancangkan hal-hal buruk pada orang lain, jika kita ingin hidup penuh damai sejahtera baik dalam keluarga, jemaat, masyarakat, dimana saja kita hidup dan berkarya. Ingatlah, teruslah hidup melakukan hal baik dan benar yang sesuai dengan perintah Tuhan dan mari latihlah diri kita untuk bisa beribadah kepada Allah, dan jadikanlah firman Tuhan sebagai kesukaan kita, karena Firman Tuhan adalah dokumen sejarah yang amat penting, yang mendatangkan keselamatan bagi hidup kita bersama, teristimewa kita yang selalu setia dan taat mau hidup sesuai keinginan Tuhan, hidup berjuang untuk melakukan cinta kasih, kebenaran, dan selalu melakukan kebaikan-kebaikan. Apa yang kita tabur pasti kita tuai.
Pengisi Pujian: Solo Nn. Vally Tobing dan PS. Sektor II
Pelayan Bertugas Kebaktian Minggu Pukul 09.00 WIT.
PF: Pdt. Ny. S. Letwory/H
MJ pendamping: Pnt. Ny. D. Tousalwa/M dan Dkn. Ny. R. Tuhuleruw/M.
Pengisi Pujian: Solo Bung Sandy Leunupun dan Duet Bpk/Ibu Ohoirat.
3 pesan penting dari khotbah Pdt Letwory:
“Jang lupa orang pung bae, tarus biking bae, lalu jang biking rencana jahat par orang.”