Hidup Dalam Kesederhanaan

“Hidup dalam kesederhanaan” merupakan tema mingguan yang menjadi pengantar pada Kebaktian Minggu (21/04/24) Pukul 07.00 dan pukul 09.00 WIT. Kebaktian jam pertama dilayani oleh Pendeta Ny. L. Kaimarehe/L bersama majelis pendamping Pnt. Ny. J. Talaperu/K dan Dkn. Ny. S. P. Sopacua/P.
Kebaktian jam kedua dilayani oleh Pdt. H. Pattianakotta, dengan majelis pendamping Pnt. F. H. Titahelu dan Dkn. Ny. J. Voermans/S.
Pemberitaan Firman didasarkan pada Kitab 1 Timotius 6 : 2b-10

Ketika ada pertanyaan “Siapakah yang tidak membutuhkan uang di dalam hidup ini?“
Masing-masing orang akan menjawab sesuai yang ia mengerti dan pahami, tetapi tidak ada seorangpung yang bisa mengatakan bahwa ia tidak membutuhkan uang. Bagi kita sekarang ini uang sangat penting, tanpa uang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Uang penting karna dengan uang kita dapat menghidupi keluarga dan pribadi kita. Uang adalah berkat dari Tuhan ketika kita mau bekerja dan berusaha, tetapi jika kita mengelola dan menggunakan sesuai dengan keinginan yang bukan merupakan tujuan utama dalam hidup kita, maka timbulah dosa karena hal tersebut. Oleh sebab itu Rasul Paulus mengatakan Cukupilah dirimu dengan apa yang ada, yang penting ada makanan dan kebutuhan hari-hari maka cukuplah.
Seperti doa Bapa Kami “berikan makanan kami yang secukupnya” yang Tuhan berikan pada kita akan jadi berkat kalau kita gunakan dengan baik. Tuhan bilang tidak kelebihan, tidak kekurangan, terimalah apa adanya lewat berkat kerja, mengucap syukurlah dengan apa yang Tuhan berikan, dengan ketulusan hati, dengan kesungguhan, maka akan sangat besar kuasanya, ungkap Pdt Lan.

Di sisi lain, Pdt Pattianakotta menjelaskan tentang cara mempraktekkan hidup sederhana harus diperlukan 2 hal, yakni; harus memiliki karakter yang kuat dan harus memiliki komitmen yang teguh.
Selanjutnya Pdt Pattianakotta mengatakan bahwa saat ini kita diperhadapkan dengan virus-virus yang mengancam kehidupan, antara lain;
1. Hedonisme (Mengejar kesenangan)
2. Materialisme (Mengejar materi/kekayaan)
3. Individualisme (Mengutamakan kepentingan pribadi)
Ketiga hal ini menurut Pdt Pattianakotta sangat berbahaya karena bisa berdampak pada retaknya relasi sosial.
Menurut Pdt Pattianakotta, pesan sederhana dari 1 Timotius 6:2b-10, adalah;
1. Melarang kita untuk mendapatkan uang/kekayaan dengan cara yang tidak benar.
2. Melarang kita untuk tidak memiliki etika/attitude.

Hidup sederhana adalah hidup dengan rasa cukup dan menyediakan ruang untuk berbagi, tutur Ketua Sinode Gereja Kristen Pasundan ini.
Pdt Pattianakotta menegaskan di akhir khotbahnya bahwa gereja bisa hidup tanpa gedung, tetapi gereja tidak bisa hidup tanpa diakonia.

Sebagai orang percaya, jika kita semakin kaya maka hendaklah kita semakin rendah hati, karena Tuhan berikan berkat kepada kita agar berkat tersebut dapat menjadi berkat kepada orang lain juga. Jadikanlah berkat yang Tuhan berikan menjadi sesuatu yang berguna dan tetaplah berpengharapan kepada Tuhan, sebab segala sesuatu berasal dari Tuhan dan hanya untuk kemuliaan Tuhan, tandas Pdt Lan.

Pengisi pujian pada kebaktian jam kedua:
Solo Ibu Ida Aijal, Solo Bung Odik Hahury, dan VG Gloria.

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email