Natal Jemaat GPM Wayame

“Natal hari yang menyembah”, merupakan judul khotbah yang diberikan oleh Pdt Ekle, dengan pusat pemberitaan firman, Matius 2 : 1 – 12.

Membuka khotbahnya, Pdt Ekle menjelaskan secara singkat tentang orang majus.

Majus adalah kelompok yang besar, tutur Pdt Ekle.

  1. Kelompok ilmuwan (Pakar perbintangan)
  1. Lingkaran pejabat (Lingkup pemerintahan)
  1. Golongan orang bijak (Unsur masyarakat umum)

Mereka (orang Majus) adalah teladan hati yang menyembah, ungkap Pdt Ekle.

Selanjutnya Pdt Ekle menguraikan perbedaan orang Majus dengan Herodes.

Hati yang menyembah:

  1. Hati seperti orang Majus.

Sehati berjalan bersama, sehati saling melihat bersama, sehati menanggung beban bersama.

  1. Hati seperti Herodes 

Licik, ambisi jahat, paranoid, kejam.

“Hati yang menyembah, ilmu dan pengetahuan harus bermuara pada pencarian dan penyembahan akan Allah”.

Pdt Ekle juga menyentil perbedaan ahli Taurat dengan orang Majus.

Ahli Taurat = pengetahuan = kekuasaan – kenyamanan.

Orang Majus = pengetahuan = penyembahan akan Allah.

“Semakin berilmu, harus semakin beriman”, tandas Pdt Ekle.

Hati yang menyembah:

Perubahan hidup. Merubah haluan hidup yang terus dibaharui. (Ayat 12)

Pengisi pujian:

  1. VG Gloria
  2. Solo Jo

Natal jemaat semakin berwarna dengan penampilan Spontanitas yang dibawakan oleh Warga Gereja Senior (WGS) Jemaat Wayame. Semua jemaat dan pelayan yang hadir dihibur dan larut dalam sukacita dengan aksi-aksi lucu yang diperankan oleh opa dan oma WGS.

Ada satu kalimat lucu sindiran yang mengemuka di peragaan spontanitas para Opa dan Oma WGS, yaitu “Jemaat napas satu-satu”. “Jemaat napas satu-satu” adalah kalimat yang disematkan kepada jemaat yang hanya hadir di kebaktian natal,  kebaktian kunci tahun, dan perayaan Paskah. Jangan kita menjadi “jemaat napas satu-satu”, ajak Oma Oci, salah satu pemeran dalam spontanitas WGS.

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email