Kebaktian Syukur HUT Ke-88 Gereja Protestan Maluku

Mensyukuri penyertaan Tuhan bagi Gereja Protestan Maluku (GPM) yang telah memasuki usia ke-88 tahun, jemaat Wayame melangsungkan kebaktian syukur yang dilayani oleh Pdt. J. A. Tuasela, Ph.D.

Pusat pemberitaan firman: Efesus 3 : 14 – 21

“Gereja harus bersyukur, berdoa, dan bekerja bersama”, adalah tema yang digaungkan oleh GPM, pada perayaan HUT ke-88. Ketiga hal ini tidak bisa dilepaspisahkan, karena saling bertalian dan penting bagi seluruh gerak pelayanan gereja, tutur Pdt. Tuasela.

Menurut Pdt. Tuasela, dari Paulus kita dapat meneladani bagaimana doa itu fungsional dan berdampak :

  1. Doa yang rendah hati. Sikap hati yang merendah menunjukkan kita hormat kepada Allah.
  2. Doa yang benar dapat mengakses kasih Allah. Lewat doa kita akan mengalami dan menghidupi kasih. GPM ada sampai di usia 88 tahun karena doa dan kasih.
  3. Berdoa menggerakkan kita untuk bekerja. Doa mampu mengubah si pendoa, dan doa mampu mengubah segala sesuatu. Mari memanfaatkan doa secara baik dan benar.

“GPM adalah rumah bersama”.

Mari bersyukur, berdoa, dan bekerja bersama untuk memperkuat gereja, tandas Pdt. Tuasela di akhir khotbahnya.

Pengisi pujian: Paduan Suara Warga Gereja Senior, Paduan Suara Anak, Puisi Pnt. Ny. S. Solissa/S.

Di akhir kebaktian dilakukan birthday celebration, yang diakomodir oleh PHBG Jemaat Wayame untuk memeriahkan HUT GPM ke-88.

Selanjutnya dilakukan pembagian hadiah bagi para juara setiap perlombaan. Menyongsong HUT GPM ke-88, PHBG telah melaksanakan jalan santai, senam pagi, lomba estafet, dan lomba tarik tambang putra/putri.

Berikut hasil juara setiap perlombaan.

Lomba Estafet.

Juara 1: Sektor 5

Juara 2: Sektor 1

Juara 3: Sektor 2

Lomba Tarik Tambang Putra.

Juara 1: Sektor 1

Juara 2: Sektor 3

Juara 3: Sektor 8

Lomba Tarik Tambang Putri.

Juara 1: Sektor 11

Juara 2: Sektor 1

Juara 3: Sektor 12

“Tujuan paling utama dilaksanakannya beberapa kegiatan menyongsong HUT GPM oleh PHBG adalah untuk mempererat hubungan kita sebagai sesama warga gereja GPM, khususnya jemaat Wayame”, ujar Pieter Soumeru, Ketua PHBG Jemaat Wayame, saat diwawancarai oleh Tim Dokumentasi Dan Publikasi Jemaat Wayame.

Menanggapi tentang adanya beberapa kesalahpahaman yang terjadi saat perlombaan, Soumeru menjelaskan bahwa ini dampak dan akibat dari hasil technical meeting yang tidak disampaikan secara baik oleh perutusan sektor kepada setiap sektor, sehingga ada sektor yang tidak memahami secara jelas, terkait aturan dan hasil meeting tersebut, ucap Soumeru.

Soumeru berharap kedepannya kita dapat masing-masing benahi diri, baik panitia maupun seluruh peserta (jemaat), karena hal ini berdampak kepada kehidupan berjemaat kita, tandas Soumeru.

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email