Tok Tok dan Tik Tok Wasior Meriahkan Kebaktian Natal Jemaat

Gelak tawa ratusan warga jemaat di ruang kebaktian Gedung Gereja Pniel terdengar nyaris tiada henti, ketika sejumlah warga gereja senior (Wasior) mementaskan fragmen “Keluarga Sederhana Menyambut Natal”, pasca kebaktian Natal Jemaat, berlangsung pada Rabu malam (28/12/2022).

Ide cerita adalah keinginan dua orang cucu Opa Nus dan Oma Oci akan suasana natal yang menyenangkan, tetapi kondisi mama yang sudah janda dan miskin tidak bisa memenuhi impian mereka. Opa dan Oma pun tidak bisa membantu karena memang kondisi perekonomian yang serupa. Fragmen diakhiri dengan nasehat dari Pdt. Ma Harury tentang rasa syukur kepada Tuhan atas segala karuniaNya.

Fragmen terasa menggelikan karena yang berperan sebagai cucu adalah dua orang oma berusia di atas 60 tahun dan mengenakan seragam sekolah SD dan SMP. Si kakak bermain tok tok sementara adiknya yang tis-tisan mengajarkan goyang tiktok kepada kakaknya.

Umumnya warga jemaat yang hadir memuji kemampuan para pemain yang tampil wajar, tidak dibuat-buat, dan jenaka.

Selain mementaskan fragmen, belasan anggota PS Wasior Wayame di bawah asuhan Bpk. Adry Jamlaay juga mengisi pujian dalam kebaktian yang dilayani oleh Pdt. Jois Fabeat, M.Si (Direktur LPJ GPM).

Pujian juga dipersembahkan oleh kelompok Ensamble Wayame dan PS Kemitraan.

Firman Tuhan terambil dari Matius 2 : 1-12 tentang “Orang-orang Majus dari Timur”.

Pesan : Tuhan tidak pernah kehabisan cara untuk menjumpai dan menyelamatkan umat manusia ciptaanNya. Sebagai orang percaya umat diminta meneladani kegigihan orang Majus yang datang dari negeri yang jauh (Persia/Iran – red) ke Betlehem untuk sujud dan menyembah Tuhan Yesus, Sang Bayi Kudus Juruselamat Manusia. Umat juga diminta untuk tetap setia dan mewujudkan ajaran Kasih dalam hidup di tengah masyarakat serta membangun kebersamaan yang baik antarsesama manusia.

Sebelum kebaktian dimulai, Kepala Desa Wayame, Samsudin Menur, menyampaikan sambutan yang menekankan pentingnya umat kristiani untuk ikut merawat kehidupan bersama yang penuh kedamaian di Wayame, desa di Kota Ambon yang ditetapkan sebagai laboratorium perdamaian.

“Ini memerlukan kerjasama para tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga seluruh warga yang ada di desa ini, Dengan solidaritas yang kuat, kita akan mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan di setiap sendi kehidupan,” katanya.

 

 

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email