
(Catatan Perjalanan Tim PI Jemaat GPM Wayame ke Jemaat GPM Piliana, 15-18 Oktober 2021)
Wayame – pnielwayame.org – Seratus delapan (108) km perjalanan dari Pelabuhan Amahai ke Piliana ditempuh dengan mobil kurang lebih tiga jam. Jalan hotmix mulus sepanjang 102 km membuat kecepatan mobil rerata diatas 60 km/jam. Tiba di pertigaan jalan nasional Seram bagian selatan (petuanan negeri Hatu), jalan mendaki dan berlikuk sepanjang 6 km jalan kabupaten menuju negeri Piliana.
Setelah melakukan perjalanan secara keseluruhan ±8,5 jam, mulai dari Wayame-Tulehu, Tulehu-Amahai, dan Amahai-Piliana, Tim PI Jemaat GPM Wayame tiba di Jemaat GPM Piliana pukul 15.30 WIT, Jumat, 15 Oktober 2021. Kedatangan Tim PI Wayame disambut oleh Pdt. Carlos Titahena, S.Si dan Majelis Jemaat, serta Raja Piliana Bpk. Agus Ilelapotoa dan Staf Negeri. Tarian cakalele menyambut kedatangan Tim PI Wayame, disertai dengan penyematan kain berang (kain merah) kepada ketua Tim Pnt. Rony J. Siwabessy (Sekretaris Jemaat Wayame) sebagai simbol penghormatan dalam tradisi khas masyarakat pulau Seram.
Istirahat sejenak di Balai Negeri Piliana, sambil menikmati teh panas dan keladi goreng, sungguh suatu kenikmatan tersendiri. Perjalanan melelahkan terbayar tuntas, diwarnai pemandangan yang luar biasa indah. Dari ketinggian 1.280 mdpl, terbentang teluk Teluti di bagian selatan dan kaki gunung Binaya dengan hutan tropis basah-nya di bagian utara. Tim PI Wayame kemudian dibagi ke rumah-rumah tinggal jemaat untuk kegiatan selama 3 hari kedepan. Selesai makan malam, dilanjutkan dengan perkenalan untuk membangun suasana keakraban dan kekeluargaan.
Sabtu, 16 Oktober 2021, Tim PI Wayame dibagi dua. Tim pertama; melakukan sosialisasi dan pelatihan pembibitan tanaman hortikultura pada pagi hari. Kegiatan ini difasilitasi oleh Ibu Sitra Ramli, SP. (Koordinator Penyuluh Kecamatan Teluti) dan dibantu oleh Bpk. Adry Laisina, SP. Pelatihan diikuti oleh anggota kelompok tani sebanyak ±15 orang (laki-laki dan perempuan) di lahan seluas ±0,75 ha. Ke-15 orang ini, merupakan perwakilan dari gabungan 3 kelompok tani yang ada di Piliana, yakni; Poktan Tunas Harapan, Poktan Pancuran Tujuh, dan Poktan Ninivala. Pembibitan dilakukan untuk bibit kacang tanah, kacang hijau, tomat dan cabe/cili, di lahan yang telah disiapkan. Penyuluhan tentang pola tanam, penataan lahan, antisipasi hama, dan penanganan pasca panen. Hambatan utama adalah jarak lahan yang cukup jauh dari perkampungan ±3 km, menyebabkan pengawasan terhadap tanaman berkurang. Padahal budidaya tanaman hortikultura butuh pengawasan setiap saat.
Secara simultan, Tim kedua; melakukan pengobatan dari rumah ke rumah untuk orang sakit dan orang tua lanjut usia (lansia). Dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan untuk anak-anak SD YPPK Piliana. Tim kesehatan dipimpin oleh dr. Thrifindana (Ifan) Abednego (Kepala Puskesmas Urimessing, Kota Ambon) dan para medis dari Jemaat Wayame (Ibu Waty Palapessy, Ibu Lien Kilikily, Ibu Netty Maruanaya, Ibu July Kufla dan beberapa lainnya).
Dalam kunjungan ke rumah-rumah, Tim melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberi pengobatan kepada 12 orang sakit dan lansia. Dilanjutkan dengan penyuluhan hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan bagi 123 siswa SD YPPK Piliana. Dua puluh tiga (23) siswa diantaranya kedapatan sakit dan langsung diberi pengobatan.
Selepas makan siang, Tim melanjutkan pengobatan massal yang dipusatkan di Balai Negeri Piliana. Seratus lima (105) orang mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan, serta pengobatan. Lima penyakit utama yang ditemukan adalah batuk pilek, rematik, hypertensi, gatal-gatal dan cacingan. Obat-obatan untuk jenis penyakit yang ditemukan, cukup dan dapat diatasi. Sedangkan obat cacing, tidak tersedia. Hal ini akan dikomunikasikan ke instansi terkait di kecamatan Tehoru dan kabupaten Maluku Tengah. Secara keseluruhan, jumlah masyarakat yang mendapat manfaat langsung dari pelayanan kesehatan ini sejumlah 240 orang. Terdiri dari 12 orang, pelayanan di rumah; 123 anak, pelayanan di SD YPPK; dan 105 orang, pelayanan di Balai Negeri.
Sore hari selesai kegiatan pelatihan pertanian dan pelayanan kesehatan, Tim PI Wayame melakukan eksplorasi ke lokasi wisata kali jodoh “Ninivala”. Monumen kekayanan alam ciptaan Tuhan tak ternilai harga, yang harus terus dijaga, dilindungi, dan dilestarikan bagi kepentingan alam semesta dan anak cucu di hari depan.
Dilanjutkan dengan penggembalaan bagi 15 pasangan calon suami-istri yang akan dinikahkan secara massal. Penggembalaan dilakukan oleh Pdt. Carlos Titahena, Pdt. Laan Kaimarehe/L., dan Pnt. Deassy Hehanussa.
Selesai makan malam, dilakukan diskusi masalah-masalah hukum, hak ulayat dan adat, kemasyarakatan, hutan dan sumberdaya alam, serta sumber-sumber penghidupan sekelilingnya. Diskusi dipandu oleh Pnt. Rony J. Siwabessy dengan menghadirkan dua narasumber dari Fakultas Hukum UNPATTI, yakni; Dr. Deassy J.A. Hehanussa, SH., M.Hum. dan Dr. Mahrita A. Lakburlawal, SH., MH. Fokus masalah yang mendapat perhatian adalah tatanan adat yang tumbuh berkembang dalam masyarakat dan perlu dilindungi dalam bentuk peraturan negeri. Penguatan hak ulayat dan kejelasan wilayah adat yang perlu dipetakan dalam pemetaan spasial dan tematik. Sebagai negeri yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manusela, tentunya permasalahan tapal batas menjadi permasalahan tersendiri dimasa depan. Penguasaan sumber-sumber penghidupan yang harus terus dikelola secara berkelanjutan.
Beberapa aspek yang perlu diidentifikasi sebagai kekuatan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat adalah: #Sejarah masyarakat hukum adat; #Letak dan batas wilayah adat; #Hukum adat; #Harta kekayaan dan atau benda/simbol adat; #Kelembagaan/sistem pemerintahan adat. Rekomendasi dari diskusi ini, akan dikomunikasikan ke Fakultas Hukum UNPATTI untuk membantu pembuatan peraturan negeri dan hal-hal lain yang bisa dilakukan, sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Kebaktian Minggu Pagi, 17 Oktober 2021, dipimpin oleh Pdt. Laan Kaimarehe/L. Paduan suara Tim PI Wayame turut mempersembahkan pujiannya dalam kebaktian ini. Selesai kebaktian, Tim PI Wayame menyerahkan bantuan untuk pembangunan gedung gereja baru Piliana. Bantuan berupa uang ini, diserahkan langsung oleh Sekretaris Jemaat GPM Wayame kepada Bendahara Panitia Pembangungan Gereja, Bpk. Nadus Ilelapotoa, dan disaksikan oleh Ketua Majelis Jemaat dan jemaat Piliana.
Komisi Anak Remaja dan Tim Pengasuh Jemaat Wayame, dibawah pimpinan Ibu Ivon Sahetapy/Rehatta dan Ibu Ena Renwarin/Lasamahu, bersama kakak-kakak pengasuh dari Wayame dan Piliana melakukan kegiatan belajar mengajar Sekolah Minggu dengan menggunakan media atau alat peraga. Sejumlah ±120 anak SM-TPI Piliana terlibat langsung dalam kegiatan Sekolah Minggu ini setelah kebaktian minggu pagi.
Nikah massal terhadap 15 pasangan calon suami-istri dilakukan siang menjelang sore hari. Kebaktian Pemberkatan Nikah dipimpin oleh Pdt. Laan Kaimarehe/L. Ke-15 pasangan ini, sebelumnya telah hidup bersama layaknya suami-istri. Selesai pemberkatan nikah, dilakukan pembagian paket bantuan keluarga khusus kepada ke-15 pasangan suami-istri yang baru menikah. Dilanjutkan dengan pembagian 130 paket bantuan kepada keluarga-keluarga yang layak menerimanya. Paket-paket bantuan ini merupakan sumbangan dari warga 12 sektor yang ada di Jemaat GPM Wayame.
Menarik untuk kajian lanjut adalah hampir semua pasangan nikah merupakan pernikahan usia dini. Usia termuda 14 tahun dan tertua 36 tahun. Terbanyak adalah pada rentang usia 14-20 tahun. Dari kajian cepat yang dilakukan, didapati angka putus sekolah cukup tinggi. Tamatan SD YPPK tiap tahun ±10 anak. Dari jumlah ini, yang melanjutkan ke SMP hanya setengah. Tragisnya, yang meneruskan ke tingkat SMA hanya 1-3 anak. Dari diskusi cepat didapati gambaran, jarak negeri Piliana dengan sekolah SMP yang terletak di negeri Hatu ±8 km. Transportasi terbatas dan mahal. Selain itu, motivasi orang tua untuk mendorong anak bersekolah, masih rendah.
Kenyataan angka putus sekolah yang tinggi ini, salah satunya menjadi penyebab perkawinan usia dini. Dampak dari perkawinan usia dini, tentu saja akan mengakibatkan berbagai persoalan lanjutan. Seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah ekonomi, masalah pendidikan anak, masalah hubungan suami-istri, dan masalah ikutan lainnya. Gambaran ini, kiranya menjadi perhatian penanganan lebih lanjut, khususnya dalam pengembangan dan penguatan kapasitas sumberdaya manusia.
Malam hari, dengan dipandu oleh Kakak Eka Sahetapy/Ohoirat dan Kakak Eggie Amanupunnjo, serta diiringi dengan keyboard oleh Kakak Feliks Usmany, bersama dengan kakak-kakak Pengasuh Wayame & Piliana, dilakukan malam puji-pujian. Hadir dalam kegiatan ini sejumlah ±150 orang (anak SMTPI dan jemaat). Kegiatan dimeriahkan dengan quiz berhadiah. Berbagai hadiah disiapkan, diantaranya peralatan sekolah dan kebutuhan harian lainnya. Acara diakhiri dengan doa dan snack malam.
Senin pagi, 18 Oktober 2021, selesai senam dan sarapan pagi, Tim PI Wayame meninggalkan jemaat GPM Piliana kembali ke Ambon, melalui perjalanan darat ke Amahai, dilanjutkan dengan kapal cepat ke Tulehu, dan berkendaraan darat ke Wayame. Tiba di jemaat pukul 17.00 WIT dengan kondisi sehat dan personil lengkap. Perjalanan dari awal keberangkatan sampai dengan kepulangan berlangsung sukses dan lancar, semuanya hanya karena Kasih Karunia Tuhan. (erjees)*