Toleransi Salam Sarane Wayame

Wayame. pnielwayame.org – Semenjak peristiwa sosial 1999 hingga kini, Wayame dijadikan laboratorium perdamaian tingkat komunitas. Kerukunan antar masyarakat berbeda suku dan agama menjadi modal sosial yang terus dipelihara. Banyak peneliti (dalam & luar negeri) silih berganti meneliti kerukunan sosial di Wayame. Hasil penelitian dipublikasi secara global, membuat Wayame dikenal di manca negara sebagai salah satu laboratorium perdamaian di Maluku. Pencapaian ini, bukannya tanpa kerja keras. Manajemen sosial yang melibatkan semua kompenen masyarakat sangat berperan. Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan peran para pihak, saling menopang menciptakan kondisi kondusif.

Tantangan selanjutnya adalah merawat perdamaian dan toleransi yang sudah terbentuk. Berbagai upaya terus dilakukan dengan memanfaatkan setiap moment. Hari-hari besar kenegaraan dan keagamaan merupapan moment penting untuk saling berbaur dalam keberaneka-ragaman. Apalagi Wayame telah berkembang menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan di kecamatan Teluk Ambon. Banyak orang luar yang datang mencari peruntungan ekonomi dan berdomisili. Mereka inilah yang perlu diberikan pemahaman tentang sejarah perdamaian Wayame. Untuk itulah, tugas terberat para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda adalah selalu berupaya menciptakan moment untuk sosialisasi perdamaian.

Hari-hari raya keagaman, seperti; Natal, Paskah, Idul Fitri dan Idul Adha, diperingati dalam suasana kekeluargaan. Angkatan Muda GPM terlibat mengawal hari raya basudara muslim. Sebaliknya Remaja Mesjid mengawal hari raya basudara Kristen. Suasana ini menjadi moment tahunan dalam masyarakat Wayame. Saling memberi ucapan dan memohon maaf dalam setiap peristiwa keagamaan mewarnai masyarakat Wayame. Kondisi ini juga, merupakan budaya orang Maluku yang terus dirawat.

Dalam peringatan Hari Raya Idul Adha 1442 H, yang jatuh pada selasa, 20 Juli 2021, Majelis Jemaat GPM Wayame mewakili basudara kristen menyumbangkan satu ekor sapi sebagai hewan kurban untuk basudara muslim. Hewan kurban ini diserah-terimakan di halaman Masjid Daarunna’im Wayame. Ketua Majelis Jemaat Pdt. L.W. Laisila, S.Th mewakili jemaat GPM Wayame menyerahkan sapi kurban dan diterima oleh Drs. Syukur Soasiu, M.Si sebagai Ketua Yayasan Masjid Daarunna,im Wayame.

Dalam kesempatan tersebut, Pdt. Odik Laisila dan Ketua Yayasan Bpk. Syukur Soasiu, mengharapkan agar “Laboratoriun Perdamaian Wayame” terus dirawat. Langkah antisipatif dan sosialisasi terus digalakkan. Komunikasi antar tokoh agama terus dijalin dan ditingkatkan. Peran semua komponen masyarakat dilibatkan. Semoga Damai, Kasih & Cinta menjadi gaya hidup dan warisan sejarah Wayame. (erjees).

Please follow and like us:
RSS
Follow by Email